Rapat Daring, Menag dan Dubes RI untuk Abu Dhabi Bahas Usulan Transit dan Temus
Menteri Agama dan jajaran melakukan rapat daring dengan Dubes RI untuk Abu Dhabi.
Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersama jajaran melakukan rapat secara daring dengan Duta Besar Republik Indonesia Untuk Uni Emirat Arab, Abu Dhabi Husin Bagis di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Pada rapat tersebut Menag membahas dua hal. Pertama, usulan jemaah umrah Indonesia untuk melakukan transit di Abu Dhabi.
“Kami sedang bicarakan dengan Pak Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Saya kira ini tawaran yg menarik kepada travel-travel penyelenggara ibadah umrah,” kata sosok yang akrab disapa Gusmen ini.
Namun begitu, Gusmen mengungkapkan bahwa ia dan jajarannya mengalami kendala karena belum mendapat informasi terkait insentif-insentif yang bisa diberikan kepada travel-travel tersebut.
“Misal di Turki ada visa on arrival, jadi lebih mudah. Kemudahan-kemudahan apa yang ditawarkan dari Abu Dhabi sehingga kami bisa menyampaikan kepada para travel penyelenggara umrah untuk bisa men-transitkan jemaahnya di Abu Dhabi.” ucap Gusmen.
“Kalau sudah ada info resmi mohon kami diinfokan agar kami bisa sampaikan segera ke travel,” lanjutnya.
Hal kedua yang dibahas Gusmen terkait tenaga musiman (temus) yang berjumlah tiga orang. Temus adalah para mahasiswa yang sedang berkuliah di Timur Tengah lalu direkrut oleh pemerintah untuk menjadi petugas haji.
“Saya juga baru mendapat laporan beberapa hari yang lalu terkait dengan rumus tenaga musiman. Kita berharap di tahun depan ada semacam diskresi, jadi tidak kaku dirumus.” ujar Gusmen.
Pada rapat tersebut, Gusmen menjelaskan kendala ketika Kemenag meminta penambahan kuota petugas haji.
“Kuota yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi terbatas, bahkan apabila dihitung rasio, dibanding tahun lalu, kita ini masih kekurangan 200-an kuota petugas haji. Jadi memang agak kesulitan buat Dirjen ketika diinstruksikan untuk ada penambahan tenaga musiman,” ungkap Gusmen.
Menurut Gusmen, hal tersebut tidak hanya untuk Uni Emirat Arab saja, namun juga negara-negara lain, “ya itu problem-nya sangat mendasar, kuota petugas masih kurang,” pungkasnya.
