Nur Khamid Tidak ke Masjid Nabawi, Piliha Temani Ibunda Salat Jemaah di Hotel

Madinah (Kemenag) --- “Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa,hanya memberi tak harap kembali,” begitulah ungkapan yang terbayang dibenak Nur Khamid (55) jemaah asal Kebumen yang membawa ibundanya, Alfiah (90) berhaji bersama. Ia terlihat sangat telaten menemani bahkan sesekali menyuapi sang Ibu sambil lesehan di depan kamar hotel tempatnya di Madinah.

"Sebenarnya Ibu sudah saya tawarkan umrah, tapi ibu kekeh inginnya berangkat haji bersama saya, Ibu tidak ingin umrah, padahal saya sudah daftar haji tahun 2011. Waktu itu mendaftar sendiri karena cuma punya biaya untuk satu orang. Makanya kemudian tahun 2019 ada rezekinya, saya tawarkan ibu untuk berangkat umrah bersama istri saya saja.” ungkap Nur Khamid kepada Tim Media Center, di Madinah, Senin (27/5/2024).

"Ibu ingin sekali ke Tanah suci bersama saya. Akhirnya saat itu 2019 Ibu dan Istri saya mendaftar dan mendapatkan nomor porsi. Satu tahun kemudian, tahun 2020 nama saya keluar sebagai jemaah berhak melunasi, tapi saya tolak, karena saya juga ingin berangkat haji bareng Ibu," cerita Nur Khamid.

“Alhamdulillah, saya bahagia akhirnya tahun ini bisa membahagiakan Ibu dengan membawanyanya ke Tanah Suci. Saya bersyukur sekali dengan kebijakan penggabungan mahram dari Kementerian Agama. Meskipun kebahagian saya belum lengkap sekali. Sebab saya belum bisa sekalian berhaji bersama istri,” ucap guru PAI di SMK Kebumen.

Saat berhaji, Ia juga mendapatkan amanah sebagai ketua rombongan (karom) yang juga memiliki tanggung jawab memperhatikan rombongannya di kelompok terbang (kloter).

“Saya berusaha untuk menjalankan tugas sebagai karom. Saat harus meninggalkan Ibu di hotel karena tugas karom, saya titipkan ibu pada anggota kloter lain yang kebetulan tetangga di Kampung. Atau jika untuk salat jemaah saja, saya tidak ke Nabawi. Lebih sering berjamaah bersama ibu di hotel sambil menjaga dan menemani ibu. Meskipun demikian jika sikonnya memungkinkan, saya bawa ibu ke Masjid Nabawi dengan kursi roda, beliau sangat senang jika diajak ke Nabawi,” tuturnya.

Menurut Nur Khamid, tidak ada kesulitan mengurus Ibunya sambil beribadah haji. Bahkan, Ia merasa pengalaman ini sebagai keberkahan yang diberikan Allah kepadanya.

"Saya merasa diberi kesempatan berbakti dan membalas kasih ibu, walaupun ini tidak akan cukup," sebutnya.

Ibunda Nur Khamid memang sudah sepuh, tapi masih bisa beraktivitas sendiri,meski kadang memang perlu dibantu. Saat makan, biasanya Nur Khamid akan makan di box konsumsi yang sama dengan ibunya. "Khawatir Ibunya tidak makan jika tidak dibarengi," tutur anak bungsu dari lima bersaudara ini.

Nur Khamid mengaku kebahagian terpenting baginya adalah kebahagian Ibundanya. Ia berharap dapat terus berbakti kepada ibu. “Semoga kita semua dapat selalu berbakti kepada orang tua, terlebih saat mereka masih ada bersama kita,” tandasnya.

Widyawan Sigitmanto
Widyawan Sigitmanto Admin Simkah Web Id sejak dibuat sampai sekarang ;)
Sawer Admin via : Saweria