Mengenal Kekatolikan Mendut di Momen Waisak 2568 BE/2024

Christian, Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki St. Petrus Borobudur

Magelang (Kemenag) --- Anda pernah mengunjungi Mendut di Magelang? Di momen Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 menjadi waktu yang baik untuk mengetahui Mendut dengan kekhasan Candi Mendut serta beberapa ritual dan cerita keagamaan yang ada di sana.

Hendaknya kita perlu tahu bahwa di Mendut tidak hanya ada Candi Mendut, tapi ada warisan kekatolikan yang luar biasa. Rintisan sejarah, kekatolikan, dan warisan iman di Muntilan hingga Mendut sejak Lembaga Misi mengutus Rm. F.G.J. Van Lith, S.J. dan Rm. P. Hoevenaars, S.J. yang datang ke Jawa pada tahun 1896 menjadi sebuah cerita yang menarik.

Rm. F.G.J. Van Lith, S.J. menetap di Muntilan, sedangkan Rm. P. Hoevenaars, S.J. memilih untuk menetap di Mendut. Berkisah tentang kekatolikan Mendut tak terlepas dari Rm. P. Hoevenaars, S.J. Ketika itu kawasan Mendut sudah mulai ramai. Selain penduduk pribumi, tercatat ada beberapa etnis Arab dan Cina. Konon tempat kediaman dan karya Rm. Hoevenaars adalah bekas pabrik minyak kacang yang dibeli dari seorang Cina. Buah jerih lelah karya beliau ditandai dengan pembangunan sebuah tempat ibadat yang diberi nama Gereja Santo Petrus dan Paulus; baptisan pertama pada 15 Agustus 1899. Demikian diceritakan Christian yang adalah Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki St. Petrus Borobudur, Kamis (23/5/2024).

Lanjut Christian, Pada 1904, Rm. Hoevenaars S.J. dipindahtugaskan dari Mendut ke Cirebon, selanjutnya digantikan oleh Rm. J. Schrader, S.J. yang sempat melayani umat hanya beberapa bulan saja. Beliau wafat pada 16 Desember 1905. Makamnya sampai kini ada di Kerkhof Mendut, salah satu dari sepuluh situs Kawasan Cagar Budaya (KCB) peringkat nasional yang pemeliharaannya setara dengan Candi Borobudur-Mendut-Pawon dan enam situs lainnya.

“Jika Anda mengunjungi Candi Mendut, Anda bisa datang mengunjungi makam sang misionaris yang letaknya tidak jauh dari Candi Mendut,” ucap Christian.

Christian juga menjelaskan, satu tonggak dan puncak yang sangat fenomenal dari karya misi di Mendut adalah kehadiran Sekolah Asrama Putri Mendut yang digagas oleh Rm. Van Lith dan dilayani oleh suster-suster Fransiskanes. Pada 1948, ketika Belanda melakukan Agresi Militer II untuk menguasai kembali Indonesia, seluruh internaat Mendoet, termasuk bangunan gereja dibumihanguskan. Kini bekas internaat Mendoet menjadi komplek Vihara Buddha, tinggal menyisakan gerbangnya saja yang dijadikan salah satu cagar budaya. Jika anda mengunjungi Candi Mendut, maka anda akan melihat gerbang tersebut tidak jauh dari Candi Mendut. Kira-kira 50 meter jaraknya.

Lanjut Christian, pada 1994 kapel kembali dipugar dengan arsitek Rm. YB Mangunwijaya, Pr. Dan pada 1995 berdirilah sebuah Kapel Bunda Maria Sapta Duka dan diberkati oleh Uskup Agung Semarang waktu itu Mgr. Yulius Darmaatmadja.

Di kapel inilah para pengunjung agama Katolik, baik dari dalam dan luar negeri, yang berwisata ke Candi Mendut dapat singgah untuk berdoa. “Banyak umat dari berbagai negara datang. Mereka tanya di mana gereja Katolik? Kami hendak berdoa,” cerita Christian seraya menjelaskan karena gereja kecil sehingga tak kelihatan. Juga bangunannya pun masih sangat sederhana. “Kami butuh bangunan yang lebih besar dan layak untuk sarana peribadatan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN),”ucap Christian lebih lanjut.

Ada hal yang membanggakan dari desain Kapel Bunda Maria Sapta Duka. Nampak terlihat perpaduan seni Mendut dan ciri khas budaya setempat serta nilai kekatolikan berpadu apik dan ramah. Inilah salah satu indikator Moderasi Beragama yang selalu digaungkan Kementerian Agama yakni penerimaan terhadap tradisi lokal.

Christian menyampaikan, “Kami ingin Mendut ini jadi Etalase Kebhinekaan yang nampak melalui bangunan dan situs keagamaan, mulai dari candi, masjid, hingga gereja. Di tempat ini terbina semangat toleransi dan kerukunan antarumat beragama,” pungkasnya.

Widyawan Sigitmanto
Widyawan Sigitmanto Admin Simkah Web Id sejak dibuat sampai sekarang ;)
Sawer Admin via : Saweria