Haji dan Transformasi Arab Saudi

M. Fuad Nasar, mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK UIN Imam Bonjol Padang.

Ibadah haji substansinya berpusat di Makkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Dari masa ke masa tidak berubah. Adapun ziarah ke Madinah Al-Munawwarah, Kota Rasul, menjadi bagian penting dari agenda perjalanan, namun tidak termasuk dalam rukun haji. Masjid Nabawi saat ini luasnya mungkin sudah mendekati luas kawasan inti kota Madinah pada zaman Rasulullah Saw dahulu.

Bulan haji yang dipermaklumkan kepada umat manusia terhitung mulai dari Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijjah. Puncak ibadah haji berlangsung di bulan Zulhijjah, penutup Tahun Kalender Hijriyah. Dengan demikian, umat Islam sedunia yang diwakili oleh para jemaah haji mengakhiri Tahun Hijriyah dengan prosesi ibadah haji. Peristiwa itu memberi isyarat agar kita umat Islam memiliki kesadaran waktu, melakukan muhasabah diri, dan memasuki Tahun Baru Islam dengan spirit perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Pelopornya diharapkan adalah para haji yang baru kembali dari tanah suci dengan visi meraih haji mabrur.

Ka'bah atau Baitullah yang merupakan magnet kota suci Makkah Al-Mukarramah adalah kiblat umat Islam sedunia ketika melakukan salat. Ka'bah bukan sekadar kiblat arah salat. Ka'bah secara simbolik menyatukan tujuan hidup umat Islam di seluruh dunia. Pada musim haji ataupun saat umrah, jemaah haji dari mana pun umumnya memasuki Masjidil Haram melalui pintu Babus Salam (Pintu Damai). Hal ini mengisyaratkan kedamaian penting diwujudkan sebagai manifestasi kesalehan hidup beragama.

Pakaian ihram berwarna putih dan tidak berjahit bagi laki-laki melebur perbedaan status dan kedudukan antarmanusia. Pakaian ihram menyadarkan bahwa hakikatnya manusia tidak memiliki suatu apa pun secara mutlak dan abadi dalam persinggahan di muka bumi.

Umat Islam yang datang ke Haramain untuk beribadah haji membawa hati dan imannya, bukan panca-indra semata. Perjalanan haji sungguh berbeda dari perjalanan touris dan wisata religi. Haji adalah perjalanan ibadah yang istimewa dan mempertemukan manusia dengan pengalaman spiritual luar biasa.

Sesuai janji Allah, keberkahan dan kemakmuran negeri Makkah dijamin sampai akhir zaman. Ekonomi Arab Saudi juga ditopang dengan "ekonomi haji" yang berkelanjutan dan petrodollar minyak bumi dan gas. Ekonomi Arab Saudi sering disebut berbasis minyak bumi. Menurut data, minyak bumi menyumbang 90% dari ekspor Arab Saudi dan hampir 75% dari pendapatan pemerintahnya.

Arab Saudi sebagai negara dan entitas bangsa terus berkembang dan bertransformasi, baik secara budaya, pendidikan, politik, ekonomi maupun aspek lainnya tanpa meninggalkan akar historisnya.

Apabila dibandingkan pengalaman haji nenek moyang kita puluhan dan ratusan tahun silam dengan kondisi sekarang, sudah banyak perubahan di sana-sini. Ka'bah, Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail, masih di posisinya dan takkan pernah bergeser. Tetapi Masjidil Haram dan kawasan sekitarnya semakin luas dan megah untuk menampung jutaan jemaah haji tiap tahun. Tidak tampak lagi deretan bukit-bukit batu sekeliling Al-Haram seperti terlihat pada foto-foto tempo dulu.

Kemajuan dua kota suci Makkah dan Madinah, termasuk inovasi fasilitas pelayanan bagi jemaah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina, sejak dua dekade terakhir, cukup revolusioner. Jamarat (tempat melontar jumrah) dibangun sedemikian rupa guna menghindari risiko kepadatan jemaah haji.

Sejak beberapa dekade terakhir, bangunan mewah pencakar langit berdiri di berbagai sudut kota Makkah dan Madinah. Kota modern yang penuh atmosfir spiritual menyambut kedatangan jemaah haji setiap tahun. Sarana transportasi alternatif Kereta Cepat Haramain yang menghubungkan Makkah dan Madinah dan Jeddah telah dioperasikan.

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Yang Mulia Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman selaku Khadimul Haramain (Pelayan Dua Tempat Suci) melalui Kementerian Haji dan Umrah sangat menyadari jumlah jemaah haji yang besar dan keragaman jemaah haji dari seluruh dunia. Kita melihat beragamnya kondisi jemaah haji mulai dari yang muda dan berjalan tegap hingga yang 'udzur dan berkursi roda. Panggilan niat dan kemampuan umat Islam untuk berangkat haji dari tahun ke tahun semakin meningkat, sementara lokasi di Arafah, Muzdalifah dan Mina tidak bertambah. Oleh karena itu mesti dilakukan pengaturan secara maksimal.

Negara Arab Saudi telah bertransformasi menjadi negara modern dalam melayani para tamu Allah (dhuyufur rahman). Sistem e-hajj diciptakan dalam rangka adaptasi dengan kemajuan di bidang teknologi informasi. Inovasi lainnya dalam layanan haji tak akan berhenti pada satu titik tertentu saja. Contoh inovasi lainnya, Otoritas Perawatan Masjid Nabawi menerapkan mekanisme baru terhadap para jemaah haji yang ingin memasuki area Raudhah Al Sharifa di Masjid Nabawi Madinah. Setiap jemaah haji yang mau masuk ke area Raudhah harus terlebih dahulu terdaftar dan terjadwal melalui aplikasi Nusuk. Pemondokan jemaah haji semakin memenuhi standar kelayakan untuk masa kini.

Tahun demi tahun profil jemaah haji pintar dan terpelajar semakin banyak. Di sisi lain, jemaah haji lanjut usia (lansia) semakin bertambah sebagai fenomena demografi dan daftar tunggu calon jemaah haji yang panjang di negara tertentu. Kawasan fasilitas peribadatan di Haramain telah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna kursi roda, lansia dan disabilitas. Kondisi yang ada mendorong pihak otoritas Arab Saudi tidak berhenti berinovasi untuk menghadirkan sarana dan fasilitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan para jemaah haji. Kendati demikian, jangan dilupakan, filosofi utamanya ialah "manusia melayani manusia", sejak dari tanah air, selama di tanah suci dan pada saat kembali ke daerah masing-masing.

Motto "Haji Ramah Lansia" yang di-endorse oleh Kementerian Agama sejak tahun lalu bisa menjadi inspirasi bagi negara-negara muslim lainnya. Indonesia adalah negara dengan jumlah jemaah haji terbesar tiap tahun. Kuota jemaah Indonesia pada 2024 adalah yang terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji dengan totalnya mencapai 241.000 orang.

Perlu digarisbawahi, nilai sakral ibadah haji dan keagungan panggilan Nabi Ibrahim sama sekali tidak berubah pasca transformasi Arab Saudi dengan pembangunan secara besar-besaran. Transformasi Arab Saudi dalam konteks pengaturan ibadah haji dan pelayanan justru membuktikan bahwa syariat Islam tidak menolak modernisasi, transformasi dan reformasi dalam kehidupan umatnya. Islam adalah agama yang membawa semangat kemajuan dan keadaban.

Transformasi Arab Saudi dalam pelayanan haji tak dapat dipisahkan dari Visi Saudi 2030 sebagai peta jalan Arab Saudi menuju masa depan. Mengutip dari laman https://saudinesia.id. Visi Saudi yang diluncurkan pada 2017 meliputi 13 target yang ingin dicapai ialah: (1) Riyadh akan menjadi salah satu dari 10 kota ekonomi terbesar di dunia, (2) Asir akan menjadi tujuan wisata global, (3) Al-Ula akan menjadi museum arkeologi terbesar di dunia, (4) Jeddah akan menjadi salah satu dari 100 kota teratas di dunia, (5) Makkah Al-Mukarramah akan menjadi kota pintar pertama di dunia Islam, (6) The Line sebagai kota netral karbon pertama di dunia, (7) Liga Saudi akan menjadi salah satu dari 10 liga terkuat di dunia, (8) Trojena akan menjadi tujuan gunung bersalju global, (9) Gerbang Diriyah yang bersejarah akan menjadi destinasi wisata dunia, (10) Amala akan menjadi kota rumah sakit terbesar di dunia, (11) Kepulauan Laut Merah akan menjadi proyek pulau wisata terbesar di dunia, (12) NEOM adalah proyek terbesar dalam sejarah manusia, dan (13) Arab Saudi akan menjadi tujuan dunia.

Sekalipun ke depan akan terjadi gelombang perubahan dan evolusi dahsyat yang lahir dari kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence), tapi semua itu takkan mengubah rukun haji dan wajib haji. Ibadah haji mesti dilakukan secara fisik di tempat yang ditentukan sesuai sunnah Nabi.

Ibadah haji harus mempedomani pola dan tata cara yang diajarkan dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Saw. Setiap jemaah haji tak perlu ragu, nilai-nilai kekhidmatan ibadahnya takkan hilang dengan terjadinya perubahan lingkungan fisik tempat dilaksanakannya ibadah haji. Penghayatan spiritualitas haji sebagai ibadah yang unik harus tetap terjaga di hati setiap muslim yang mengunjungi Baitullah dalam rangka memenuhi penggilan haji. Yang terpenting ialah niat haji ke Makkah karena Allah.

Labbaik. Kupenuhi panggilan-Mu Ya Allah. Tak ada sekutu bagi-Mu.

M. Fuad Nasar, mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK UIN Imam Bonjol Padang.

Widyawan Sigitmanto
Widyawan Sigitmanto Admin Simkah Web Id sejak dibuat sampai sekarang ;)
Sawer Admin via : Saweria