Fasih Kalam Arab saat Tidur

Karena sudah tiga kali, maka saya coba meraba-raba makna di balik aksi kawan satu ini; "berbicara" saat tidur. Yang jelas saya tidak tahu apa yang dialami dalam tidurnya itu. Ya, saya sempat dibuat kaget di malam pertama dia berbicara. Siapa lawan bicara tidak jelas. Intonasi bicaranya agak samar. Terasa sulit ditangkap susunan kata-katanya apalagi maknanya. Tidak seperti dalam dunia sadar, dalam dunia mimpi, dia tampak sudah biasa mengunyah kata kata.

Hingga akhirnya kami menuju tempat sarapan, saya menahan diri untuk tidak mengingat-ingat peristiwa semalam. Saya anggap biasa saja, hingga dua hari lalu hal itu berulang. Kali kedua ini agak jelas. Dia bicara menggunakan bahasa Jawa halus. "Njeh...njeh...njeh." Dia tampak takzim. Kali ini lebih "nyata" dari malam pertama dia mimpi. Anak ini memang "andap asor". Hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda. Saya lihat dan kenal kesehariannya.

Dia pembelajar yang sangat baik. Banyak hal rumit jadi mudah di tangan dia. Easy going. Dia bisa diandalkan. Sering banyak urusan kelar kalau doi turun tangan. Sayangnya, karena serba "iya" itu, pola hidupnya kurang teratur. Pola makannya kurang terukur. Tapi pola pikirnya tetap OK. Karena seorang pembelajar yang baik, maka saat ada kesempatan jadi anggota PPIH Arab Saudi untuk layanan MCH, dia benar-benar bisa bersegera belajar.

Jangan ditanya soal tulis menulis, dia jagonya. Yang menonjol dari materi dia belajar adalah alat komunikasi sehari-hari. Banyak dan seringnya bertemu orang-orang Arab, memaksanya menghafal sejumlah mufrodat, mutarodifat dan sejumlah mahfudzat. Berawal dari kunjungan ke hotel-hotel tempat mondok para jemaah calon haji, klinik-klinik kesehatan, kunjungan ke haram dan terutama ketika mampir ke mini market beli sejumlah kebutuhan alat kerja.

Semalam, alias malam Rabu (29/5) ia kembali melakukan kembara dalam tidurnya. Seperti biasa, di atas jam 2 dini hari. Kenapa jam segitu? Sebab dia lebih sering masuk kamar jam 12.00 WAS--waktu arab saudi. Beruntungnya dia tidak mengalami kesulitan tidur. Biasanya habis dari kamar mandi, ia hempaskan tubuhnya yang sedikit tambun. Dan tak perlu lama menunggu, ia sudah berpindah ke alam lain. Alam berdimensi lima atau lebih.

Dan benar, anak santri pesantren Gus Dur di Ciganjur ini, sudah mulai in di alam bawah sadarnya. Cepat sekali. "Syahadah! Aina syahadah," katanya dalam bahasa Arab yang fasih. Saya kaget. Saya terbangun. Saya duduk di bibir kasur. Melihatnya. Ia tidur. Matanya tertutup. Tidak lama, saya lalu meletakkan badan kembali di atas kasur. Menjelang pejam mata, dia mengulang perintahnya tadi. "Oooiii," kali ini diksinya bahasa sehari-hari. Ada "oooiii-nya". Tapi kelajutannya Arab lagi. "Aina syahadah ya, Akhi." Saya terpekur.

Kali ini tidak menunggu lama, dia menukas dalam tidurnya, "Na'am...na'am...na'am!!!," katanya santun. Tampaknya urusan dia dengan lawan bicara tuntas sudah. Terbukti sampai menjelang azan subuh, dia lelap dalam dekapan malam kawasan Syisyah. Habis salat, saya tanya, memang ada urusan apa dengan orang-orang itu, kok pakai bahasa Arab fasih sekali. Sefasih bahasa Arab di dalam kelas atau setelah pengajian nahwu Alfiyah Ibnu Malik Syarah Ibn Aqil.

Dia hanya tergelak. Rebahan lagi. Absen ke kampung. "Endi sito-e --mana satunya," katanya mengabsen anak-anaknya. Dari tempat tidur, saya dengar suara isterinya memanggil arek lanang. "Sini. Oooiii. Sini papah mau bicara," katanya. Lalu suara hilang ditelan earphone. Dan begitulah. Gairah kerja, panggilan tugas, kepercayaan negara dan amanah Tuhan, telah terbangun hingga ke alam bawah sadar mereka. Mereka, para PPIH di semua layanan, siap belajar agar bisa maksimal jadi pelayan.

Mereka belajar cara membimbing, melayani dan melindungi para jemaah calon tamu-tamu Allah dari Indonensia. Bahkan sejak sebelum mengikuti dua tahapan bimtek--bimbingan teknis selama 10 hari di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, mereka sudah mematut-matut diri. Plus 3 hari pendalaman di sebuah hotel di bilangan Menteng Jakarta Pusat. Yang pertama di bulan Ramadan, kedua setelah Idul Fitri. Kini, saat di tanah suci, giat bimtek baru terasa manfaatnya !

***

Bila Allah Memanggil
Siap Jiwa dan Raga
Menjalankan Tugas Negara
Amanah yang Mulia

Khidmat pada Sesama
Jamaah Haji Indonesia
Dengan Semangat Satu Bangsa
Bersama, Tunaikan Perintah-Nya

Melayani Tamu Allah adalah Tugas Kita
Sabar, Jujur, Tulus, Ikhlas
Adalah Sikap Kita

​​​​​​​Dengan Mengharap Ridho Allah
dan Syafaat Rosulullah
Petugas Haji Indonesia
Selalu Siap Sedia

***

Terkait mimpi, saya jadi ingat "fatwa" Ibnu Sirin dalam kitabnya "Muntaqa al-Kalam fi Tafsir al-Ahlam" :

إعلم ما وفقك الله أن مما يحتاج إليه المبتدئ أن يعلم أن جميع ما يرى في المنام على قسمين، فقسم من الله تعالى وقسم من الشيطان

Artinya ; "Ketahuilah, semoga Allah memberimu taufik. Di antara hal-hal yang dibutuhkan oleh orang yang baru memulai adalah mengetahui bahwa semua yang dilihat dalam mimpi terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian dari Allah Ta'ala dan bagian dari setan."

Waallahu A'lamu Bishshowaab...​​​​​​​

Widyawan Sigitmanto
Widyawan Sigitmanto Admin Simkah Web Id sejak dibuat sampai sekarang ;)
Sawer Admin via : Saweria