Target 100 Hari, Kapus Adib Siap Bawa PKUB Go International
Kapus PKUB Setjen Kemenag RI, M Adib Abdushomad, saat berbicara dalam Rakorwil FKUB di Makassar, Sulsel. (Foto: Istimewa)
Jakarta (Kemenag) --- Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Setjen Kemenag RI, M Adib Abdushomad, siap membawa gerbong PKUB Go International. Salah satu upaya menuju ke sana adalah bekerja sama dengan lembaga atau instansi dari mancanegara.
“Insya Allah pekan ini kami kedatangan tamu dari Chuo University Jepang. Prof Hisanori Kato dan 21 mahasiswa beliau akan silaturahmi ke sini. Momen ini akan kita jadikan langkah awal PKUB Go International,” ujar Kapus Adib di kantornya di bilangan Thamrin Jakarta, Rabu (7/8/2024).
Gus Adib, sapaan akrabnya, sejak dilantik oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas pada 31 Juli 2024, ingin memulai pekerjaan barunya dengan menata penguatan networking PKUB baik secara nasional maupun international.
Pekan ini, Gus Adib ingin peta jalan PKUB tuntas. Ke depan, peta jalan itu harus memastikan Indonesia menjadi referensi dan destinasi dunia untuk Harmony in Diversity. Sebagaimana diketahui, negeri ini memiliki keragaman yang sangat kaya.
“Kita di lndonesia luar biasa suku bangsanya, agamanya. Tapi kok bisa rukun dan damai. Saya kira itu harus kita jaga. Nah, peta jalan itu nanti akan diproyeksikan untuk penguatan kelembagaan PKUB yang memiliki stakeholders di daerah, yaitu FKUB, ormas-ormas, yang harus kita perkuat juga,” terangnya.
Pria asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang juga pengasuh Pesantren Al-Qur'an dan Riset Madani Global Citizenship Rempoa, Tangsel, itu menambahkan bahwa penguatan tersebut antara lain melalui program Moderasi Beragama, resolusi konflik, dan deteksi dini konflik keagamaan.
“Besok kami ada agenda dengan Direktorat Urais Bimas Islam dan beberapa pejabat dari bimas semua agama juga kami libatkan untuk mencermati KMA terkait deteksi dini konflik keagamaan,” ungkap doktor jebolan Flinders University Australia ini.
Apalagi, lanjut dia, publik sedang dihadapkan pada gelaran nasional pilkada serentak pada November mendatang. Sudah tentu, tahun politik itu harus diantisipasi jangan sampai agama digunakan sebagai alat untuk meraih kekuasaan.
“Sebagaimana pesan GusMen bahwa agama harusnya menjadi inspirasi, bukan aspirasi. Kalau sebagai inspirasi itu agama menjadi values seperti memanusiakan manusia. Agama itu pasti cinta damai,” tandas Gus Adib. (Ova)