Persiapan Wuquf dan Konsolidasi Layanan, 161 Satgas Muzdalifah Diberangkatkan Sambut Puncak Haji

Makkah (Kemenag) --- Sejumlah 116 petugas haji yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Muzdalifah diberangkatkan ke Arafah untuk persiapan wuquf dan konsolidasi layanan selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada Jumat (14/6/2024).

Sebelumnya, Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Arsad Hidayat mengatakan bahwa Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah mengantisipasi upaya mitigasi pada pelayanan di Muzdalifah. Mitigasi ini terutama, terkait dengan penerapan skema murur yang akan diterapkan pemerintah Indonesia secara perdana.

Arsyad Hidayat mengatakan, skema murur merupakan upaya petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk mengurangi tingkat kepadatan jemaah haji di Muzdalifah.

"Kita telah mempersiapkan tim transportasi yang solid. Jadi, kita siapkan tim, tidak saja di lokasi tempatnya jemaah berada juga di lokasi tempat keluarnya bus, di pool kita siapkan," ucap Arsyad pada kegiatan koordinasi Satgas Muzdalifah di Makkah.

Arsad menyebut, skema murur yang diterapkan dengan jemaah tidak akan melakukan mabit di Muzdalifah setelah bergeser dari Arafah juga berpotensi menyebabkan adanya masalah. Seperti potensi kemacetan di area jalan menuju Mina akibat tingginya mobilitas bus jemaah.

"Kemudian kita juga terus memberikan semacam penjelasan kepada jemaah haji. Jika nanti ada jemaah-jemaah tertentu yang mereka harus menunggu pertengahan malam kaitan dengan pelaksanaan atau mobilisasinya dari Muzdalifah ke Mina. Ya itu yang kadang menutup akses jemaah lain yang ingin segera meninggalkan Muzdalifah ke Mina," ujarnya.

Terkait skema murur, 50 ribu jemaah lansia dan disabilitas dengan pendamping Risti hanya akan melintas di Muzdalifah tanpa berhenti. Sedangkan jemaah non murur, tetap akan berhenti di Muzdalifah hingga menjelang pertengahan malam sebelum memasuki 10 Dzulhijah.

"Murur itu adalah skema jemaah yang diberangkatkan ke Arafah hanya lewat saja di Muzdalifah langsung ke Mina. Tidak sepeti dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya jemaah dari Arafah turun Muzdalifah mabit sebentar. Terus kemudian setelah Mabit di Muzdalifah langsung ke Mina," ucap Arsyad.

Adapun kriteria jemaah haji Indonesia yang mengikuti skema murur, antara lain merupakan jemaah lansia, Risiko Tinggi, (Risti) disabilitas, dan pengguna kursi roda. Termasuk pendamping jemaah yang masuk dalam kategori murur.

Pihaknya juga sudah mengantisipasi jika ada jemaah negara lain masuk ke dalam bus jemaah Indonesia. Namun, Arsyad berpesan kepada petugas benar-benar memastikan bus yang akan ditumpangi jemaah haji Indonesia dalam kondisi kosong.

"Kemungkinan penyusup, saya kira dengan kondisi pengetatan di tahun 2024 ya. Kalau tidak ada lagi jemaah-jemaah yang istilahnya mungkin tidak punya keterikatan dengan pihak Maktab atau Syarikah. Mereka yang memang resmi dan sudah punya kontrak, transportasinya juga sudah disiapkan," kata Arsyad.

Posting Komentar

Terima Kasih,
Komentar Anda akan difilter oleh admin sebelum ditayangkan.